Mendeteksi Sejak Dini Apakah Balita Anda Penyandang Autis

Suatu ketika seorang tetangga memberi komentar saat melihat bayi rekan tetangganya yang berumur 3 bulan; "Ya, ampun senangnya punya bayi. Baik banget. Jarang menangis ya. Cuma senyum-senyum saja.." katanya sambil mencubit halus pipi sang bayi. Ibu si bayi tersenyum girang karena anaknya dipuji.

Dalam kondisi lain, ada seseorang yang memberi komentar tentang kondisi bayi rekannya; "Sungguh heran ya, sudah 16 bulan tapi kenapa saya belum pernah mendengar bayi si Pulin itu berceloteh. Biasanya seusia itu sudah bisa memanggil.. pppaaappaaa...mmmaaammmaaaa...".

Kedua fragmen diatas adalah secuil kecil dari yang sering kita temukan pada seorang bayi. Pada awalnya 'kebaikan' sang bayi yang tidak rewel, tidak pernah menangis, dan hal-hal pasif  darinya dianggap biasa. Ini akan menjadi kekhawatiran apabila berlangsung dalam waktu yang lama. Apakah ini suatu kondisi yang normal ?.

Umumnya, orang senang mendengar bayi berceloteh. Bahkan sejak usia dini antara 1 - 3 bulan, bayi sudah mulai diajak berinteraksi oleh kedua orang tuanya. Interaksi seorang bayi adalah dengan menangis, tersenyum, menggerak-gerakkan kaki dan tangannya, interaksi mata, dan lain-lain. Saat tertentu juga bisa terkejut karena ada suara yang keras seperti teriakan atau petir, misalnya. Kondisi-kondisi normal dari seorang bayi adalah interaksinya.

Sering timbul kekuatiran jika bayi kita terlambat bicara atau bertingkah laku tidak lazim, apakah ini yang disebut anak menderita autisme. Kata autisme saat ini sering kali diperbincangkan, angka kejadian di seluruh dunia terus meningkat. Banyak penyandang autisme terutama yang ringan masih tidak terdeteksi serta bahkan sering mendapatkan diagnosa yang salah, atau bahkan terjadi overdiagnosis . hal tersebut tentu saja sangat merugikan anak. Itulah sebabnya Anda harus mengetahui bagaimana mendeteksi sejak dini apakah anak Anda mengidap autisme.

Apa itu Autisme ?

Autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak. Gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun. Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif.

Bagaimana Mendeteksi Autisme Sejak Dini ?

Meskipun sulit, namun tanda dan gejala autisme sebenarnya sudah bisa diamati sejak dini bahkan sejak anak sebelum berusia 6 bulan. Sampai sejauh ini, bahkan dengan kemajuan tehnologi kesehatan di dunia masih juga belum mampu mendeteksi risiko autisme sejak dalam kandungan. Memang terdapat beberapa pemeriksaan biomolekular pada janin bayi untuk mendeteksi autisme, tetapi pemeriksaan ini masih dalam batas kebutuhan untuk penelitian saja.

Kesimpulan yang umum, deteksi autisme sejak janin belum dapat dilakukan. Sehingga dunia kedokteran baru mampu melakukannya sejak bayi dilahirkan. Meskipun diakui agak sulit melakukan diagnosis, tetapi amatlah penting untuk mengetahui gejala dan tanda penyakit ini sejak dini karena penanganan yang lebih cepat akan memberikan hasil yang lebih baik. Beberapa pakar kesehatanpun meyakini bahwa merupakan hal yang utama bahwa semakin besar kemungkinan kemajuan dan perbaikannya apabila kelainan pada anak ditemukan pada usia yang semakin muda.

Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai terlihat sejak bayi atau anak menurut usia :

Usia 0 - 6 Bulan
  • Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis) 
  • Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik 
  • Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi 
  • Tidak “babbling” 
  • Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu 
  • Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan 
  • Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal 
Usia 6 - 12 Bulan
  • Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis) 
  • Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik 
  • Gerakan tangan dan kaki berlebihan 
  • Sulit bila digendong Tidak “babbling” 
  • Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan 
  • Tidak ditemukan senyum sosial 
  • Tidak ada kontak mata 
  • Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal 
Usia 1 - 2 Tahun
  • Kaku bila digendong 
  • Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba, da-da) 
  • Tidak mengeluarkan kata 
  • Tidak tertarik pada boneka 
  • Memperhatikan tangannya sendiri 
  • Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasar/halus 
  • Mungkin tidak dapat menerima makanan cair 
Usia 2 - 3 Tahun
  • Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain 
  • Melihat orang sebagai “benda” 
  • Kontak mata terbatas 
  • Tertarik pada benda tertentu 
  • Kaku bila digendong
Usia 4 - 5 Tahun
  • Sering didapatkan ekolalia (membeo) 
  • Mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi atau datar) 
  • Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah 
  • Menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala) 
  • Temperamen tantrum atau agresif 
Pada usia balita, gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autistik juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal. Disamping itu seringkali (prilaku stimulasi diri) seperti berputar-putar, mengepak-ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.

Gejala lain sangat bervariasi. Sebagian anak berperilaku hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri, tapi ada pula yang pasif. Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya. Kadang-kadang mereka menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang jelas. [ed]

  • Disarikan oleh Eddy Pasaribu dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015. DIENG TOUR ADN TRAVEL.
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Distributed By Kaizen TemplatePowered by Blogger.
Creative Commons License