Fungsi tiroid yang baik sangat penting untuk ibu dan janin yang dikandungnya. Khususnya selama 3 bulan pertama kehamilan, pada saat hanya ibu yang menjadi sumber hormon tiroid bagi sang janin. Gangguan tiroid pada ibu hamil yang paling sering terjadi adalah kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme).
Hipotiroidisme umumnya ditandai dengan nilai TSH*) tinggi yang ditemukan pada sekitar 2,5% kehamilan normal. Sementara 4% sampai 9% wanita usia subur (usia antara 18 - 45 tahun) diketahui memiliki TSH yang meningkat. Kadar TSH yang tinggi mempengaruhi fungsi tiroid secara signifikan, khususnya terjadi selama kehamilan.
Individu yang berisiko tinggi untuk mengalami hipotiroidisme selama kehamilan adalah individu yang memiliki:
- Kecenderungan hipotiroidisme sebelum kehamilan
- Riwayat penyakit tiroid autoimun dalam keluarga dan diri sendiri
- Diabetes melitus tipe 1
- Kelainan autoimun lain, seperti artritis rheumatoid, sindrom sjogren
- Penurunan cadangan tiroid (kemungkinan disebabkan riwayat iradiasi leher dan tiroidektomi sebagian)
Pemeriksaan Anti TPO *)
Salah satu tindakan agar gejalan tiroid dapat diketahui lebih dini, maka dapat dilakukan pemeriksaan anti TPO. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk:
- Membantu menegakkan diagnosis penyakit tiroid autoimun
- Menentukan adanya faktor risiko:
- Penyakit tiroid autoimun
- Hipotiroidisme selama terapi interferon alfa, interleukin 2 atau Litium
- Disfungsi tiroid selama terapi amiodarone
- Hipotiroidisme pada pasien sindrom down
- Disfungsi tiroid selama kehamilan dan tiroiditis setelah persalinan
- Keguguran dan kegagalan pembuahan di luar kandungan
Sebaiknya pemeriksaan Anti TPO untuk wanita hamil dilakukan pada minggu ke 12 sampai ke 20 kehamilan, sedangkan pada penderita disfungsi tiroid autoimun lain, maka waktu pemeriksaan dilakukan tergantung saran dari dokter kandungan.
*) TSH = Tyroid Stimulating Hormone
*) TPO = Tyroid Peroxidase Antibodies
No comments:
Post a Comment