Anda Memiliki Risiko Komplikasi Hipertensi ?

Apakah anda rajin memeriksakan kesehatan ?. Mungkin anda jarang ke dokter untuk melakukan pemeriksaan kesehatan karena anda merasa sehat ?. Atau anda mungkin salah satu orang yang tidak ingin mengetahui kondisi kesehatan anda ?. Awas, sebaiknya anda jangan menjadi "dokter" untuk diri anda, yang menganggap bahwa anda sehat-sehat saja. Siapa tahu anda mengidap penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Hipertensi adalah suatu penyakit yang tidak menimbulkan gejala (asimptomatik), sehingga sering disebut sebagai silent killer. Pada umumnya hipertensi ditemukan pada saat skrining atau pemeriksaan berkala, atau pada waktu berobat ke dokter untuk suatu penyakit lain. Namun tidak jarang penderita baru menyadari adanya hipertensi pada saat telah timbul penyakit.

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh, dan disebut organ target hipertensi. Hal tersebut sudah terbukti pada berbagai penelitian jangka panjang yang dilakukan di berbagai negara. Dari hasil penelitian - salah satunya - bahwa setiap orang memiliki risiko terhadap hipertensi meskipun tidak ada keluhan sebelumnya.

Umumnya seseorang akan "aware" terhadap risiko komplikasi hipertensi ketika keluarga dekatnya (ayah, ibu, saudara, kakak atau adik) meninggal dunia karena serangan jantung. Apakah anda akan menunggu hal buruk terjadi dahulu pada salah satu anggota keluarga ?. Tentu tidak!. Maka mari kenali diri anda dan apa saja yang menyebabkan terjadinya hipertensi atau tekanan darah yang tinggi.

Pada umumnya komplikasi atau penyulit pada hipertensi dapat disebabkan karena 2 hal, yaitu:
  1. Tekanan darah yang tinggi
    Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh kehilangan fungsinya secara normal.
  2. Proses aterosklerosis yang cepat
    Pada penderita hipertensi proses aterosklerosis lebih sering, lebih hebat dan timbul pada usia yang lebih muda, terutama pada penderita dengan kadar kolesterol yang lebih tinggi dari batas normal.
Apa saja yang dapat mengalami gangguan akibat komplikasi dari hipertensi ?

  1. Ginjal
    Dapat menyebabkan gangguan struktur penyaring ginjal yang pada akhirnya menyebabkan penyakit ginjal tahap akhir yang menyebabkan penderita dapat mengalami cuci darah. Bila aliran darah ke ginjal, jaringan ginjal atau saluran pembuangan ginjal terganggu, maka fungsi ginjal akan terganggu pula, dan bahkan dapat berhenti sama sekali. Oleh sebab itu pemantauan fungsi ginjal merupakan salah satu hal penting dalam pemantauan hipertensi.
  2. Jantung
    Mengakibatkan terjadinya pembesaran pada dinding vertikal jantung yang akan mengganggu pompa jantung sehingga jantung tidak dapat bekerja optimal sehingga dapat menyebabkan gagal jantung seumur hidup.
  3. Otak
    Mengalami gangguan berupa sumbatan atau pendarahan otak yang dapat mengakibatkan penderita meninggal dunia akibat stroke.
  4. Mata
    Tekanan darah yang tinggi dapat pula menyebabkan retinopati hipertensif atau pendarahan pada retina, sehingga menyebabkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan.
Hal-hal yang harus anda perhatikan untuk mencegah komplikasi hipertensi adalah:
  • Mengendalikan tekanan darah dan secara rutin memeriksa tekanan darah untuk memantau risiko komplikasi.
  • Kendali makan dengan kadar gula tinggi apabila anda penderita diabetes.
  • Mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter, secara rutin dan teratur.
  • Secara teratur berolah raga.
TERHINDAR DARI HIPERTENSI, LAKUKAN PEMERIKSAAN:

Hematologi Rutin
Pada pengandang hipertensi yang tidak diobati biasanya akan mengalami peningkatan sel darah putih (leukosit) serta perubahan pada beberapa komponen darah lainnya.

Gula Darah
Hipertensi yang disertai diabetes maupun diabetes yang disertai hipertensi dapat menimbulkan risiko penyulit pada organ penting. Untuk menghindari hal tersebut maka penyandang hipertensi juga perlu secara teratur memeriksakan gula darahnya (gula puasa dan 2 jam PP).

Profil Lemak
Penyandang hipertensi berisiko mengalami penyakit kardiovaskular. Risiko akan semakin besar apabila disertai peningkatan trigliserida, kolesterol total dan kolesterol LDL, serta penurunan kolesterol HDL. Oleh sebab itu sangat penting bagi penyandang hipertensi untuk memeriksakan profil lemak secara berkala.

Fungsi Ginjal
Hipertensi pemicu utama terjadinya kerusakan pada ginjal. Dari hasil evaluasi, 20 - 30% pasien cuci darah adalah penderita hipertensi. Untuk itu perlu melakukan pemeriksaan laboratorium yang berkaitan dengan:
  • Urea N
    Urea Nitrogen merupakan produk akhir dari metabolisme protein yang mudah disaring oleh ginjal. Urea N dalam darah mencerminkan perbandingan antara urea yang dihasilkan dan urea yang dibuang. Urea N dalam darah dapat tinggi pada keadaan penyakit ginjal akut maupun kronik.
  • Kreatin
    Kreatin merupakan pemeriksaan fungsi ginjal yang paling umum digunakan. Namun konsentrasi kreatin akan menunjukkan hasil tidak normal setelah setengah atau lebih kerja ginjal tidak berfungsi. Saat ini penanda baru yang lebih sensitif dari kreatinin dalam mendeteksi penurunan fungsi ginjal adalah Cystatin C.
  • Asam Urat
    Asam urat sangat berhubungan erat dengan hipertensi. Konsentarsi asam urat yang tinggi di dalam darah akan meningkatkan risiko komplikasi hipertensi.
  • Albumin Urin Kuantitatif
    Pemeriksaan Albumin Urin Kuantitatif digunakan untuk menguji saring mikroalbuminuria. Mikroalbuminuria terjadi pada sekitar 30% pasien hipertensi sedang maupun ringan. Uji saring mikroalbuminuria pada penyandang hipertensi dapat digunakan sebagai penanda kerusakan pada ginjal, dan penanda risiko penyakit kardiavaskular dan risiko kematian akibat penyakit jantung lainnya.
Gangguan Elektrolit
Pemeriksaan Natrium

Penyandang hipertensi juga perlu melakukan pemeriksaan natrium karena konsumsi natrium (garam) yang tinggi dapat menyebabkan hipertensi. Konsumsi natrium yang tinggi akan menyebabkan penarikan cairan ke pembuluh darah sehingga volume sirkulasi darah meningkat, pengisian jantung (preload) meningkat dan peregangan otot jantung bertambah kuat yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Pemeriksaan Kalium
Hal ini bertujuan untuk untuk evaluasi keseimbangan elektrolit pada penyandang hipertensi. Kalium yang rendah (hipokalemia) ditemukan pada 80-90% penyandang hipertensi yang disebabkan aldosteronisme primer.

hsCRP (High Sensitivity C-Reactive Protein)
hsCRP adalah pemeriksaan untuk mengetahui tingkat inflasmasi (peradangan). Peningkatan tekanan darah berhubungan erat dengan dengan peningkatan hsCRP. Penyandang hipertensi yang tidak diobatai akan mengalami peningkatan konsentrasi hsCRP sehingga faktor risiko kardiavaskular semakin tinggi. Oleh sebab itu hsCRP juga merupakan salah satu pemeriksaan yang sebaiknya dipantau secara berkala.

(Dari berbagai sumber)

    No comments:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2015. DIENG TOUR ADN TRAVEL.
    Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Distributed By Kaizen TemplatePowered by Blogger.
    Creative Commons License