Setelah 90 Tahun, Bandung Gelar Pertunjukan Musikal Kolosal "Lutung Kasarung"


Setelah 90 tahun sejak pertunjukan pertamanya Lutung Kasarung kembali digarap tahun ini dalam konsep teater musikal yang melibatkan lebih dari 100 pemain, proses pencarian atau audisi oleh para penata Musikal Lutung Kasarung untuk menemukan lebih dari 100 orang berbakat telah dimulai sejak bulan Mei 2011 di Bandung, proses ini cukup alot karena bakat yang yang dicari harus dapat memenuhi kriteria berakting, menyanyi dan menari.

Yayasan Prima Ardian Tana dan Paguyuban Mojang Jajaka Jawa Barat bekerjasama dengan Harian Umum Seputar Indonesia mempersembahkan sebuah karya Musikal Lutung Kasarung yang didukung oleh Telkom Indonesia.

Lutung Kasarung (Lutung yang Tersesat) adalah cerita yang mengisahkan legenda masyarakat Sunda tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke Buana Panca Tengah (bumi) dalam wujud seekor lutung (sejenis monyet). Dalam perjalanannya di bumi, sang lutung mencari putri idaman hati yang ternyata ada pada sosok Purbasari Ayuwangi. Purbasari adalah putri calon pemegang tahta yang diusir oleh saudaranya yang pendengki, Purbararang. Dalam perjalanan mendapat haknya sebagai pemegang tahta, Purbasari diberikan beragam cobaan oleh Purbararang. Bagaimana selanjutnya tentang kisah cinta dan perjuangan Lutung Kasarung dan Purbasari?.

Kisah Lutung Kasarung dalam “Musikal Lutung Kasarung” akan disajikan secara lebih modern dalam bentuk sebuah pertunjukan kontemporer yang berjiwa masa kini dengan berbagai kelucuan yang dipadukan dengan tata panggung yang menarik dan kostum yang unik namun tetap dibalut dengan unsur tradisi dan budaya yang kuat.

Musikal Lutung Kasarung diproyeksikan dapat menjadi sebuah pertunjukan berkelas dunia yang dapat dinikmati oleh seluruh kalangan. Musikal Lutung Kasarung pun diharapkan dapat menghadirkan sebuah hiburan keluarga di akhir tahun 2011 yang dapat ditonton mulai dari usia anak-anak hingga orang dewasa.

Musikal Lutung Kasarung yang digagas oleh Dede Yusuf dan Iman Taufik melibatkan beberapa putra terbaik Jawa Barat: Didi Petet (Sutradara), Eddy D Iskandar & Getar Jagat Raya (Penulis Naskah), Ismet Ruchimat & Iman Lukman “Sambasunda” (Penata musik), Ayo Sunaryo (Penata tari), Kania Roesli & Deden Siswanto (Penata kostum), Abdullah Yuliarso (Produser Eksekutif) serta rekan-rekan yang tergabung dalam Paguyuban Mojang Jajaka Jawa Barat.

Pada tahun 1921, Loetoeng Kasarung disajikan pertama kali dalam bentuk gending karesmen yang digelar secara besar oleh bupati Bandung RA. Wiranatakusumah. Gending Karesmen adalah sebuah drama yang dialog-dialognya dinyanyikan dengan gerak tari dan diiringi “tatabuhan”.

Pertunjukan Musikal Lutung Kasarung diharapkan dapat pula menjadi ajang untuk menggeliatkan sektor pariwisata di Indonesia dan Bandung pada khususnya agar wisatawan domestik dan mancanegara (Malaysia & Singapura) memiliki keragaman tujuan dalam mengisi liburan akhir tahun di Bandung.

Musikal Lutung Kasarung merupakan pertunjukan teater musikal terbesar di Jawa Barat tahun 2011, yang akan digelar pada 27 Desember 2011 – 1 Januari 2012 bertempat di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jln. Tamansari no. 73 Bandung.

Distribusi tiket oleh Plasa Tiket atau melalui beberapa tiket box yang ditunjuk baik di Bandung dan Jakarta.

Harga tiket tanda masuk, Rp 150.000 (kelas 2), Rp 250.000 (kelas 1), Rp 350.000 (VIP) dan Rp 650.000 (VVIP).

BEHIND THE STAGE


Persiapan latihan pemain dan musisi dimulai sejak Mei lalu selama 4 kali dalam seminggu hingga hampir setiap hari menjelang pementasan. Bagian tersulitnya, kata Satria, menyamakan persepsi dan jiwa seluruh pendukung ke dalam lakon. “Terutama menyelaraskan nyanyian, musik, dan pola gerak,” ujar Direktur Operasional Saung
Angklung Udjo itu.

Dipilihnya pemain amatir itu, ujar dia, menyesuaikan keinginan penggagas pertunjukan, Dede Yusuf. Mantan aktor laga yang kini menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat itu mau mengangkat potensi anak muda dan seniman di Jawa Barat. Sekaligus mengemasnya menjadi industri kesenian.

Ongkos produksi pertunjukan musikal ini, kata Satria, sekitar Rp 3 miliar. Biaya sebesar itu diperoleh dari para sponsor dan pemesanan tiket. “Sepeser pun enggak ada dari APBD,” ujarnya.
Sebelumnya cerita legenda Lutung Kasarung pernah diangkat menjadi film pertama yang diproduksi di Indonesia pada 1927. Film bisu itu disutradrai dua orang Belanda dengan aktor dan aktris pribumi. Kisah tentang perjalanan Sanghyang Guruminda yang dikutuk menjadi lutung dan diturunkan ke dunia dari negeri kahyangan. Wujudnya kembali sebagai pangeran tampan setelah bertemu Dewi Purbasari.

SINOPSIS
Negara Pasir Batang adalah Negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Negara ini menjadi pusat tujuan para pedagang dan menjadi tempat para petani merasa betah karena ladang-ladangnya yang luas, ternak-ternaknya yang sehat dan banyak, hutan yang menghijau sepanjang tahun, dan air yang mengalir di seluruh penjuru.

Suatu hari, Baginda Prabu Purba Negara, raja Pasir Batang memutuskan untuk pergi bertapa meninggalkan ke tujuh orang puterinya yaitu Purba Rarang, Purba Manik, Purba Endah, Purba Leuwih, Purba Dewata, Purba Kencana dan Purba Sari. Baginda Prabu Purba Negara menyerahkan pucuk pimpinan sementara kepada Purba Rarang sambil menunggu Purba Sari adiknya cukup dewasa untuk memimpin Negara Pasir Batang.

Tapi sejak Purba Rarang memimpin, ketidakadilan dan keserakahan mulai merajalela. Ladang-ladang yang luas mulai menyempit, ternak-ternak tinggal tulang, dan air bersih sudah tidak mengalir lagi. Tali persaudaraan antara ketujuh puteri Baginda Prabu Purba Negara pun pecah. Purba Sari, calon pemimpin Pasir Batang berhasil disingkirkannya ke hutan Cupu Mandalayu. Rakyat pun hidup dalam kesengsaraan.

Lalu, tersiar kabar seekor Lutung sakti memporak-porandakan istana Negara Pasir Batang. Siapa dan datang darimana Lutung sakti ini tidak ada yang tahu. Mungkinkah ini pertanda bahwa harapan masih ada?

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015. DIENG TOUR ADN TRAVEL.
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Distributed By Kaizen TemplatePowered by Blogger.
Creative Commons License